PSDM


A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan mempunyai kurun waktu yang sangat luas yang meliputi kurun masa hidup seseorang sejak konsepsi sampai dewasa matur (Narendra, dkk. 2005:1). Dalam perjalanan anak selalu diikuti dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan, untuk memahami perkembangan anak diperlukan suatu kepekaan terhadap kebutuhan anak, karena dengan kepekaan tersebut pemahaman dapat mudah didapatkan (Hidayat, 2005:15).
Para ahli tumbuh kembang anak mengatakan bahwa periode 5(lima) tahun pertama kehidupan anak sebagai “masa keemasan (golden period) atau jendela kesempatan (window opportunity), atau masa kritis (critical period)”, Artinya adalah priode 5(lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, merupakan masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Pada masa ini otak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif maupun negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang perlu mendapat perhatian, otak anak lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayaan kesehatan yang memadai. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi masukan dan nilai-nilai yang positif, menghindari masukan yang bersifat negatif yang sedapat mungkin memberikan asupan gizi yang adekuat, memberikan stimulasi yang baik dan benar, serta memberikan pelayanan khususnya kesehatan yang terbaik bagi anak. Mengingat masa 5 (lima) tahun pertama merupakan masa yang relatif pendek dan tidak akan terulang lagi dalam kehidupan seorang anak, maka orang tua, pengasuh dan pendidik harus memanfaatkan periode yang singkat ini untuk membentuk anak menjadi bagian dari generasi penerus yang tangguh dan berkualitas (wijaya, 2009).
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Dalam perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ melalui dari aspek sosial, emosional, dan intelektual. Perkembangan anak secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lain-lain. Sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial dilingkungan anak (Hidayah, 2005:15-16)
Permasalahannya adalah perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang ada pada makanan yang dimakan anak, yang mana pola pengasuhan baik di sekolah maupun di dalam keluarga sangat menentukan, dari hasil observasi yang penulis amati di desa Belik, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Rata-rata anak kurang dalam mendapat pengasuhan khususnya oleh para ibu, dalam mengawasi tentang makanan apa saja yang dimakan anak,  yang mana dilakukan anak pada saat di luar rumah. Para orang tua yang mayoritas berpencaharian sebagai seorang petani, yang setiap harinya sibuk di ladang, anak kurang mendapatkan asuhan dan pengawasan kepada anak mengenai pola makan anak dan asupan gizi anak.

B.     Rumusan Masalah
Dari hasil pengamatan di atas, penulis dapat merumuskan masalah antara lain ialah:
Ø  Apa saja yang menjadi kebutuhan dasar anak?
Ø  Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
Ø  Bagaimana kebudayaan/keadaan masyarakat di desa Bentar, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang?
Ø  Bagaimana yang direncanakan untuk memberikan pengetahuan kepada para orang tua dalam hal pengasuhan dan pola makan anak/program apa yang dapat diberikan?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi perkembangan anak pada pola asuhan orang tua, gizi anak, dan pola makanan yang dimakan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui pola asuhan ibu khususnya terhadap  pola makanan anak di desa Bentar, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang
b.      Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak di desa Bentar, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.

D.    Luaran Yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah,
1.      Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat mengetahui perkembangan anak melalui pola makan dan gizi anak di desa Bentar, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
Bagi peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di  bangku kuliah untuk dapat dimanfaatkan di lingkungan masyarakat.
b.      Bagi Orang Tua
Khususnya bagi para orangtua yang sibuk bekerja setiap harinya sebagai seorang petani di ladang dan di sawah, dapat memperoleh informasi melalui penyuluhan dan sosialisasi yang telah diberikan. Yang mana dapat mengetahui perkembangan anak melalui pola pengasuhan, gizi dan variasi makanan yang diberikan, sehingga walaupun orang tua sibuk, orangtua dapat tetap mengontrol pola makan melalui orang-orang terdekat, keluarga (kakek-nenek), dan lingkungan sekolah anak.
E.     Kegunaan
1.      Untuk peneliti,
2.      Untuk para orangtua,
3.      Dan untuk masyarakat umumnya

F.     Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Desa Bentar merupakan bagian Utara kabupaten Pemalang, terletak berbeda dengan Pemalang yang berpencaharian sebagai Nelayan karena berada di pesisir pantai, akan tetapi desa Bentar merupakan daerah dataran tinggi perbukitan yang telah menggelilingi desa tersebut sehingga cocok disebut dengan masyarakat pegunungan. Desa Bentar, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang ialah daerah yang subur akan berbagai tanaman berbagai sayur-mayur dapat tumbuh di daerah tersebut, seperti kubis, wortel, nanas, tomat, dan cabe. Daerah yang di sekelilingnya diapit oleh deretan bukit tersebut salah satunya bukit mendelem itu menjadikan desa Bentar bernuansa dingin dan indah, bahkan tak jarang selalu berkabut dan sangat subur, masyarakat yang mayoritas berpencaharian sebagai petani di sawah dan di ladang itu, setiap harinya sibuk bekerja sebagai petani yang berangkat saat fajar terbit, dan kembali saat waktu menjelang matahari terbenam. Kesibukan mereka itu melalaikan tugas mereka terhadap keluarga mereka, yang khususnya dalam pengasuhan dan pengawasan tehadap anak-anak kecil mereka di rumah. Sehingga  tumbuh kembang anak tidak bisa optimal dan kuranganya pengasuhan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ialah, secara umum banyak yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak diantaranya ialah :
1)      Faktor genetik
Faktor genentik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bemutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan ole faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kemban anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia Balita.
2)      Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kuran baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisik-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap har, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a.       Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak ada waktu masih di dalam kandungan (Faktor pranatal).
b.      Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Faktor Postnatal).
Sedangkan untuk kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3 kebutuhan dasar (dikutip dari Titi 1993):
1.      Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)
Meliputi:
·         Pangan /gizi merupakan kebutuhan terpenting.
·         Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
·         Papan/pemukiman yang layak.
·         Higiene perorangan, sanitasi lingkungan.
·         Sandang.
·         Kesegaran jasmani, rekreasi.
·         dll
2.      Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (“ASIH”)
Pada  tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara Ibu/pengganti Ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran Ibu/penggantinya sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih sayang Ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial, emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal”.
Kasih sayang dari orang tuanya (Ayah-Ibu) akan menciptakan ikatan yang (bonding) dan kepercayaan dasar (Basic Trust).
3.      Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (“ASAH”)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan)  pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psiko-sosial,: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, prokduktivitas, dan sebagainya.
Sedangan anak yang kurang pengasuhan dari orang tua seperti di desa Bentar, anak akan mengalami kesulitan dalam tumbuh kembang anak, kalaupun ada tetapi dalam fase tubuh kembang anak khususnya dalam pengasuhan dan pengawasan pola makan anak menjadi tidak terkontrol dan tidak maksimal dalam memenuhi ciri-ciri tumbuh kembang  anak. Sedangkan gambaran untuk ciri-ciri tumbuh kembang anak diantaranya, tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:
1.      Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan di dalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa di mana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.
2.      Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan di antara organ-organ. Terdapat 3 pertumbuhan cepat adalah masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. Sedangan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola , yaitu pola umum, limfoid, neural dan reproduksi.
3.      Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4.      Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf. Contoh, tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini.
5.      Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
Contoh, bayi akan menggerakan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
6.      Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakan kepala.
7.      Refleks primitive seperti reflex memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Dilihat dari gambaran kehidupan sosial masyarakat desa bentar tersebut ialah:
1.      Keadaan Penduduk
a.       Jumlah Penduduk
Penduduk adalah merupakan suatu wadah yang selalu saling membutuhkan, maka dari itu, semua penduduk haruslah menganut segala aspek, baik dari aspek moral dan adat istiadat yang telah berlaku dalam komunitas penduduk tersebut. Sedangkan dalam masyarakat Bentar juga terdapat berbagai tingkatan-tingkatan, seperti halnya keadaan masyarakat bentar yang mempunyai jumlah kurang lebih 467 jiwa perempuan dan laki-laki.
b.      Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah merupakan suatu hal yang terpenting, karena tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai acuan tentang bagaimanakah keadaan masyarakat tersebut yaitu tentang majukah atau terpuruk.
Desa Bentar merupakan dusun yang masih asri, namun tingkat pendidikan masyarakat mereka dapat dikatakan tidak ketinggalan karena banyak  Pegawai Sipil. Dalam tahun ini, banyak peningkatan jenjang pendidikan karena 7% dari jumlah penduduk adalah sarjana, 13% berijazah SMA sederajat, dan 30%nya adalah berijazah SMP atau sederajat. Dari hasil analisis di atas menunjukan bahwa masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah hanyalah 50% yang mayoritas dari golongan tua yang banyak bekerja sebagai Petani (Data Kependudukan desa Belik Tahun 2012).
c.       Keadaan Ekonomi
1)      Aspek Pertanian Dan Perkebunan
Kehidupan perekonomian di daerah desa Bentar sudah sangat kompleks, dan mempunyai berbagai macam aspek, daerah perkebunan terutama perkebunan sayuran merupakan satu-satunya sumber penghasilan ekonomi bagi masyarakat di kawasan bukit mendelem tersebut, yang sampai sekarang ini masih menjamin pemasokan untuk daerah Pemalang kota bahkan sampai keluar kota. Yang mana telah disebutkan di awal berikut yang menjadi jenis-jenis tanaman hasil perkebunan yang sangat membudaya di antaranya adalah kubis, wortel, tomat, cabe, dan pemasok yang paling utama ialah buah nanas.
2)      Aspek Perdagangan.
Perdagangan merupakan sumber mata pencaharian yang ada di desa Bentar, akan tetapi hanya minoritas dan  mayoritas masyarakat Bentar bekerja sebagai Petani.  
G.    Pihak Enternal yang Terlibat
1.      Pihak orang tua
2.      Pihak sekolah
3.      Pihak kesehatan setempat (puskesmas)
4.      Pihak RT, kelurahan setempat
5.      Masyarakat umumnya

H.    Metode Pelaksanaan
Sebelum membahas tentang metode pelaksanaannya, setelah kita lihat dari gambaran, dan permasalahan yang ada di desa Bentar tersebut. Maka permasalahannya ialah ada pada pola pengasuhan anak yang kurang optimal karena kesibukan para orang tua yang setiap harinya berada di sawah.
Di sini penulis merencanakan sebuah program yang mana sedikit banyaknya program tersebut dapat membantu masyarakat sekitar, dalam penyuluhan pola asuhan dan asupan gizi. Memberikan wawasan pengetahuan kepada para ibu khususnya yang cenderung lebih dekat dengan anak, dan merubah pola makan anak yang cenderung sembarangan diganti dengan snack yang bisa penulis berikan dan bekerja sama dengan pihak sekolah sehingga anak tidak jajan sembarangan lagi saat di luar rumah, dan beri pengetahuan kepada para orang tua tentang makanan yang sehat dan bergizi dan makanan apa saja yang diperlukan dalam masa tumbuh kembang anak, sehingga anak dapat tumbuh dengan optimal, dan berusaha mengadakan program sebanyak mungkin untuk program pengasuhan dan kesehatan anak, yang mana program itu berlokasi di desa Bentar.
Metode pelaksanaannya:
1.      Sosialisasi kepada,guru dan orangtua,
2.      Mengadakan penyuluhan
3.      Pelatihan

I.       Jadwal Kegiatan


No
Kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Observasi
















2
Perumusan Metode
















3
Pengadaan peralatan dan perlengkapan
















4
Sheting tempat
















5
Pembekalan awal
















6
Pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan
















7
Evaluasi




































DAFTAR PUSTAKA
Arikuntoro, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta. Bumi Aksara.
Sayitno. 2007. Anak dan Pola Pengasuhan, terdapat dalam http:/www.msuyitno.com.     Diunduh pada tanggal 18 mei 2012 pukul 07.30 wib.
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC
Wijaya, A. 2009. Pentingnya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak. Artikel.